LOMBOK TENGAH, metro7.co.id – Musim Hujan tiba. Artinya, kandungan air mulai banyak. Saatnya memulai bercocok tanam.

Sebelum bercocok tanam, lahan harus disiapkan. Rumput-rumput dibersihkan sebelum benih tanaman disemai.

“Hujan mulai turun saat ini. Kita harus persiapkan lahan dengan rumput yang berada di sawah ini dibersihkan dulu. Setelah itu, baru kita najuk,” ucap Inak Lukman, warga Dusun Mentorok, Desa Kateng, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, NTB pada (Sabtu (7/11/2020).

Najuk sendiri berasal dari bahasa Sasak. Maksudnya, kegiatan menabur benih pada lubang yang sudah dibuat dengan kayu ukuran. Benih ditaruh di dalam lubang itu, kemudian ditutup lagi.

Warga Dusun Mentorok masih memilih mempertahankan tradisi leluhur tersebut. Alasannya, dengan najuk, padi yang tumbuh akan sangat kuat hidupnya. Di samping itu, padi diyakini akan tumbuh subur dan hasil panennya jauh lebih bagus.

“Kegiatan najuk ini, tumbuhan padi jadi bagus, baik dan bila telat dapat air masih bisa bertahan untuk tumbuh tetap bagus,” terang Inak Lukman.

Najuk, kata Inak Lukman lagi, biasanya digunaka petani di tanah yang agak berbukit. Tanah berbukit dinilai sangat cocok untuk tanaman padi.

“Panen warga bisa melimpah,” imbuhnya.