MANGGARAI BARAT, metro7.co.id – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menetapkan “Labuan Bajo Rebound” sebagai strategi baru memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) yang lesu akibat terpapar dampak pandemi covid-19.

Pada masa adaptasi kebiasaan baru, Kemenparekraf/Baparekraf menggelar kegiatan yang bertajuk “Labuan Bajo Rebound” di Pantai Pede, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari, Rabu-Jumat (2-4/9/2020).

Melalui Siaran Pers yang diterima media ini, Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Kemenparekraf/Baparekraf Wawan Gunawan mengatakan, Pemerintah berkomitmen untuk memulihkan kembali destinasi wisata di berbagai daerah pascapandemi COVID-19. Termasuk di Labuan Bajo yang ditetapkan sebagai salah satu destinasi pariwisata super prioritas.

Lingkup kegiatan “Labuan Bajo Rebound” meliputi penguatan program sapta pesona, revitalisasi amenitas dengan pengadaan barang pendukung Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) dan alat penunjang keamanan. Serta bimbingan teknis soal 3A (Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas) di setiap destinasi wisata di Labuan Bajo.

“Ini adalah momentum bagi masyarakat di Labuan Bajo untuk kembali bangkit. Pemerintah memberikan perhatian yang serius untuk pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Untuk itu, masyarakat harus menangkap peluang tersebut, demi meningkatnya kepercayaan wisatawan baik nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman),” ujarnya.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT, Wayan Darmawan, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Manggarai Barat, Agustinus Rinus, serta perwakilan dari Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOP-LF).

Wayan menjelaskan kegiatan “Labuan Bajo Rebound” melibatkan 60 pekerja parekraf selaras dengan arahan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terkait penerapan protokol CHSE di berbagai destinasi.

“Labuan Bajo Rebound” menjadi salah satu upaya yang dilakukan Kemenparekraf/Baparekraf untuk membangkitkan kembali potensi pariwisata di Labuan Bajo”, tandasnya.

Wayan berharap, kesadaran masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan merawat kelestarian dan kebersihan lingkungan pariwisata Labuan Bajo.

“Pariwisata sangat lekat dengan kebersihan. Saya berharap tidak hanya hari ini, di hari-hari berikutnya juga bisa terawat. Karena semakin dilestarikan semakin menyejahterakan,” ujarnya.

Selain kegiatan “Labuan Bajo Rebound”, juga digelar Bimtek Kapasitas SDM dan pengembangan Desa Wisata di Desa Wisata Batu Cermin, serta Sosialisasi CHSE.

Kemenparekraf/Baparekraf juga mendedikasikan peralatan dan perlengkapan pendukung seperti tempat cuci tangan, tempat sampah, sapu, masker, face shield, sarung tangan, serta signage (papan sapta pesona dan imbauan sadar wisata).

Wayan Darmawan menambahkan, sejauh ini Labuan Bajo menjadi pelopor penerapan protokol kesehatan. Lantaran dari kekuatan pariwisata di NTT hanya ada di Labuan Bajo dan Kupang. Jika kedua kota tersebut mampu disiplin menerapkan protokol kesehatan, maka bukan hanya wisnus namun juga wisman akan kembali percaya dan siap mengunjungi NTT.

“Untuk itu, kita perlu membangun komitmen kebersihan yang lebih baik, yang lebih dari biasanya. Kebersihan saat ini menjadi tantangan dan momentum bangkitnya pariwisata. Selain itu kita juga butuh langkah-langkah progresif dan radikal untuk menjadikan sampah sebagai musuh utama,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, Agustinus Rinus menambahkan, pihaknya mengapresiasi perhatian pemerintah pusat yang sangat konsisten mengembangkan pariwisata di Labuan Bajo.

“Kita tidak boleh ‘tidur’ atas perhatian yang diberikan oleh pemerintah. Kami berharap ini menjadi pembuktian dan merebut kembali kepercayaan wisatawan bahwa kami sudah siap menyambut mereka kembali dengan penerapan protokol kesehatan yang juga sudah tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Nomor 128/KEP/HK/2020,” katanya. *