MAMUJU, metro7.co.id – Dua pekan berlalu bencana gempa bumi berkekuatan 6,2 M yang mengguncang Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju, banyak warga yang masih bertahan di lokasi pengungsian.

Seperti salah satu pengungsi korban gempa yang berada di lokasih halaman Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Capil) di Jalan Padang Bakah, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju.

Pengungsi yang bernama Baharuddin mengaku enggan meninggalkan lokasi pengungsian, karena masih takut akan adanya gempa susulan. Selain itu, rumahnya telah hancur pasca diguncang gempa lantaran kondisi rumahnya yang rata dengan tanah menjadi salah satu alasan dirinya bersama keluarga bertahan di lokasi pengungsian.

“Saya takut pulang, takut ada gempa susulan dan rumahku juga sudah tidak bisa saya tempati. Untuk sementara ini saya dan keluarga memilih untuk tetap disini,” kata Baharuddin kepada wartawan, Kamis (28/1/2021).

Selain itu, Baharuddin juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan pasokan logistik bahan makanan selama berada di pengungsian. Aturan yang tidak jelas diakui membuat para pengungsi menjadi kebingungan.

“Selama mengungsi di sini jarang ada sampai bantuan kesini pak. Nanti kami keluar cari baru dapat, itupun tidak seberapa. Setidaknya bisa memenuhi kebutuhan untuk satu hari, kalo habis lagi pergi lagi cari pak,” tandasnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Bencana Gempa Bumi Sulbar, M Natsir mengimbau warga yang masih berada di pengungsian, pulang memeriksa kondisi rumahnya. Hal tersebut dimaksudkan untuk memudahkan pemerintah melakukan pendataan terhadap warga korban gempa agar mendapat bantuan.

“Kita harap, para keluarga kita yang masih ada di pengungsian agar bisa kembali ke rumahnya, sembari membersihkan, melihat kondisi rumah, apa yang perlu diperbaiki dan juga memperhatikan ada mungkin dokumen kependudukan yang dianggap hilang atau rusak. Itu perlu segera dilaporkan, karena ini merupakan salah satu persyaratan dari penyaluran bantuan perbaikan rumah bahkan pada aspek santunan kematian yang dialami masyarakat,” terangnya.

Nasir juga merinci jumlah bantuan rekonstruksi rumah untuk warga korban gempa. “Untuk rekonstruksi rumah yang rusak, kemarin kita sudah menyampaikan bahwa ada tiga kelas, ada rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan, dimana jenis-jenis kerusakan ini akan diberikan bantuan, di mana rusak berat 50 juta, rusak sedang 25 juta dan rusak ringan 10 juta. Sampai hari ini masih dilakukan pendataan karena itu sistemnya by name by address (BNBA),” pungkasnya.