Pemerintah Kabupaten Balangan Provinsi Kalsel membentuk Sekolah Pengendalian Iklim (SLPI) guna mengantisipasi gagal tanaman dan gagal panen akibat cuaca yang tidak menentu. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura Perikanan dan Peternakan (PTPHPP) setempat, Ruskariadi, melalui Kepala Bidang Pertanian Haryono mengatakan, pembentukan SLPI sebenarnya sudah dilakukan sejak 2010 lalu.
Pada tahun 2011 sampai 2012 ini, fokus utama masih pada pengendalian hama, karena masih tergabung dengan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT, red),” ujarnya.
Tahun 2012 ini, pelaksanaannya kemudian dipisahkan antara SLPI dengan SLPHT, sehingga kegiatan yang dilakukan lebih terprogram dan terarah. Sektor pertanian diakui merupakan salah satu sektor yang sangat rentan terhadap perubahan iklim, yang akan berdampak pada produktivitas tanaman dan pendapatan petani.
“Dampak tersebut bisa secara langsung maupun tidak langsung, di mana fluktuasi suhu dan kelembaban udara mampu menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT),” imbuh Haryono.
Karena itu, dibutuhkan strategi antisipasi dan teknologi adaptasi terhadap perubahan iklim dan serangan OPT dalam rangka menyikapi perubahan iklim dan ia menambahkan, atas dasar hal itulah sangat perlu dibentuk SLPI yang secara khusus membahas tentang perubahan iklim, terpisah dari kegiatan SLPHT.
Untuk kegiatan SLPI, dilakukan kerjasama dengan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Holtikultura (BPTPH) Banjarbaru dan Badan meteorologi dan geofisika (BMG) provinsi. Secara berkala, para petugas BPTPH Banjarbaru bersama petugas penyuluh setempat memberikan pengetahuan dan pembelajaran tentang pengendalian OPT yang berhubungan dengan perubahan iklim.
Keterlibatan BMG dalam hal ini adalah sebagai sumber informasi yang diberikan kepada para petani melalui Dinas PTPHPP setempat tentang perkiraan cuaca dan iklim.
Melalui pelaksanaan SLPI, dilakukan pemantauan terhadap dinamika serangan OPT yang dikaitkan dengan perubahan iklim.
“Hal tersebut sebagai upaya antisipasi gagal tanaman dan gagal panen dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas pertanian serta peningkatan kesejahteraan petani, tutup Haryono. Metro7/Sri