Elin Lunsi
Kabid Kependudukan
Tamiang Layang — Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Bartim sudah mendistribusikan sekitar 40 ribu Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) kepada pemiliknya. Namun bagi masyarakat yang belum memiliki e-KTP, tapi ingin segera memiliki identitas kependudukan, Disdukcapil Kabupaten Bartim tetap memperlakukan KTP berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK).
Kepala Bidang Kependudukan pada Disdukcapil Kabupaten Bartim, Elin Lunsi, mengatakan, proses pembuatan e-KTP memang memakan waktu. Sebab, perekaman dilakukan di kecamatan atau Kantor Disdukcapil, tapi pencetakan dilakukan di Jakarta. Selanjutnya, KTP nasional itu akan dikirim lagi ke masing-masing daerah di seluruh Indonesia.
“Sejak di-launching pada Oktober 2012 lalu, hingga kini e-KTP yang sudah selesai dicetak dan dikirim oleh pemerintah pusat ke Bartim sekitar 40 ribu lebih. Kami masih menunggu proses pencetakan e-KTP lainnya yang belum selesai,” terang Elin, kepada Metr07 belum lama tadi.
Karena prosesnya agak lama, jika ada warga memerlukan identitas kependudukan untuk suatu kepentingan mendesak, Disdukcapil masih memberlakukan pembuatan KTP berbasis NIK atau KTP lokal. “Biasanya, pemohon yang menginginkan KTP cepat selesai seperti lulusan sekolah lanjutan atas yang ingin melamar kerja. Kalau menunggu e-KTP, tentu prosesnya agak lama,” kata Elin.
Selain itu, lulusan SMA atau sederajat yang juga ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Tentunya, memerlukan bukti identitas diri sebagai syarat pendaftaran. Bidang Kependudukan pun harus melayani segera untuk pembuatan KTP berbasis NIK.
Pemerintah pun menetapkan, pemberlakukan KTP berbasis NIK itu hingga 1 Oktober 2013 nanti. Setelah itu, akan dibahas lagi kelanjutannya. Pasalnya, hal ini masih terus berlangsung. “1 Oktober nanti sesuai dengan batas waktu proses pembuatan e-KTP. Bersamaan ini batas waktu, KTP berbasis NIK yang dicetak oleh Disdukcapil masih berlaku,” imbuh Elin.
Elin mengungkapkan, semula wajib e-KTP di Bartim mencapai 76 ribu lebih. Namun jumlah ini diyakini terus bertambah, karena banyak warga memasuki usia 17 tahun, seperti lulusan SMA dan sederajat. (Metro7/Jaya)