Kotabaru — Dalam beberapa hari terakhir, para nelayan di Kecamatan Pulau Sembilan Kotabaru tidak berani melaut. Pasalnya, gelombang mencapai lebih dari 5 meter.
“Dengan kondisi gelombang yang mencapai  5 meter bahkan lebih, praktis nelayan yang bermukim di pulau kecil takut turun melaut mencari  ikan,“ kata Hadri, salah seorang nelayan.
Menurut Hadri, musim angin tenggara ketinggian gelombang biasanya hanya 2 hingga 4 meter. Tapi tahun ini lebih dari 5 meter.
Diakuinya, areal penangkapan ikan masyarakat Pulau Sembilan sampai memasuki perbatasan perairan Makassar dan Pulau Jawa. Sehingga, dalam kondisi biasapun gelombangnya relatif besar. Namun ketika melihat hempasan gelombang mencapai pulau teramat tinggi, secara perhitungan, otomatis di tengah lautnya jauh lebih tinggi. Sehingga tak satupun nelayan yang berani  turun melaut.
“Jangankan turun melaut mencari ikan, melakukan perjalanan menyebrang pulau saja menuju Pulalu Laut, kami tidak berani,“ kata Hadri.
Alumnus Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Kotabaru jurusan Penjas ini mengungkapkan bukan tingginya gelombang yang ditakutkan warga. Namun perubahan yang tak terduga dapat mengakibatkan segala perhitungan dapat meleset seperti persiapan logistik.
Kalau seperti biasanya di musim tenggara seperti sekarang ini, masih ada satu atau dua orang yang berani turun melaut, karena gelombangnya masih dapat diimbangi. Tapi sekarang kenyataan yang ada tak satupun yang berani turun melihat peningkatan ketinggian gelombang yang signifikan.
Artinya, jika terjadi perubahan yang tak terduga atas ketinggian gelombang, kemungkinannya panjang masanya juga bisa saja berubah menjadi lebih lama dari biasanya atau malah lebih singkat. “Syukur syukur kalau perubahannya menjadi lebih singkat, kalau lebih lama, bisa-bisa persediaan logistik warga sudah pada habis, namun musim belum berahir. Inilah yang paling dikhawatirkan oleh warga,“. ujar Hadri. (Metro7/Andi)