TANJUNG -Guna meningkatkan komitmen para pengelola program kependudukan keluarga berencana pembangunan keluarga (KKBPK) dan mewujudkan target sasaran RPJM, Renstra BKKBN 2015, serta renstra RPJM, misi dan visi pemerintah kabupaten Tabalong 2014-2019, mengidentifikasikan dan mengkaji keberhasilan serta kendala yang dihadapi dalam pengelolaan KKBPK tahun 2014, merumuskan arah kebijakan dan strategi pengelolaan KBPK tahun 2015 serta mensosialisasikan arah kebijakan dan strategi program KKBPK dalam mewujudkan target sasaran pada tahun ini, maka pemerintah kabupaten Tabalong melalui BP2PAKB melaksanakan kegiatan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) program pembangunan kependudukan keluarga berencana tingkat kabupaten Tabalong tahun 2015 yang dilaksanakan pada Kamis (21/05) tadi bertempat di gedung Pusat Informasi Tanjung.
Dengan melibatkan 70 orang peserta terdiri 12 orang kepala UPT BP2PAKB kecamatan, 12 orang Tim Penggerak kecamatan, 24 orang Bidan Klinik KB se kabupaten Tabalong, 7 orang TNI dari Kodim dan Koramil, 3 orang PKK dan Dharma Wanita kabupaten, 4 orang BP2 PAKB kabupaten Tabalong, 8 orang IDI, IBI, Dinkes, Depag, Kesra, Dukcapil, PT Astra Agro Lestari, PT Adaro Indonesia (masing-masing 1 orang).
Rakerda dibuka secara resmi oleh Bupati Tabalong yang diwakili Asisten bidang Ekonomi dan Pembangunan H.Syaiful Ikhwan. Kepala Perwakilan BKKBN Propinsi Kalimantan Selatan Endang Moerniati dalam sambutan tertulisnya menjelaskan sebagaimana diketahui bahwa dalam Rapat Kerja Daerah Program KKB-PK tingkat Propinsi yang dilaksanakan di Banjarmasin pada tanggal 20-21 April 2015 yang lalu dimana dalam Rakerda tersebut disampaikan bahwa berdasarkan evaluasi yang dilaksanakan melalui Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka rata-rata kelahiran anak yang dilahirkan oleh seorang wanita pada masa reproduksinya (TFR), dalam 15 tahun terakhir ini masih di angka 2,6 namun Kalimantan Selatan mengalami penurunan dari 2,6 menjadi 2,5 anak per wanita. Partisipasi pasangan usia subur (PUS) tingkat propinsi yang menjadi peserta KB aktif 79,44% dari 806.959 atau sebesar 641.112 dengan memakai berbagai alat kontrasepsi modern seperti IUD, Pil, Suntikan, Kondom, Implat, Medis Operasi Wanita (MOW), Medis Operasi Pria (MOP). Peserta KB aktif di kabupaten Tabalong mencapai 41.305 akseptor dari 48.204 PUS atau 85,68%.
Meskipun 86,51% atau 35.735 masih menggunakan metode kontrasepsi jangka pendek yang rentan drop out, angka 85,68% adalah partisipasi yang sangat ideal. Prestasi tersebut hanya dimungkinkan oleh adanya kerja keras dan kerja cerdas dari semua pengelola program KB dibawah kepemimpinan Bapak Gubernur dan Bapak Bupati. Seandainya pencapaian tersebut memakai metode kontrasepsi jangka panjang, alangkah efektifnya kesertaan tersebut dalam menurunkan angka kelahiran.
Dibalik semuanya itu, masih terdapat pekerjaan rumah. Untuk tingkat nasional, IPM kita tahun 2011 berada di angka 72,77, angka ini lebih tinggi dibanding tahun 2010 yang berada di angka 72,27. Bahkan di Kalimantan Selatan beberapa tahun terakhir ini setia berada di urutan ke 22 dari 33 propinsi. (metro7/via)