TANJUNG – Potensi perairan umum di Kabupaten Tabalong memiliki keanekaragaman sumberdaya ikan lokal yang sangat tinggi. Potensi sumberdaya ikan ini perlu dikelola dan dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat di masa kini maupun masa mendatang.
Luas perairan umum di Kabupaten Tabalong adalah kurang lebih 573,5 ha terdiri dari danau, cek dam, lebak, rawa dan sungai yang panjangnya 75 km dengan lebar 80 m dan kedalaman rata-rata 3,5 umumnya dimanfaatkan untuk penangkapan ikan pada kawasan tertentu saja yaitu untuk budidaya perikanan dan sisanya untuk areal penangkapan ikan.
Jika dilihat dari produksi perikanan tangkap jumlah produksi perikanan masih rendah bila dibandingkan dengan potensi wilayah sumberdaya perairan yang ada di Kabupaten Tabalong. Rendahnya produksi ini antara lain disebabkan oleh rendahnya kualitas SDM perikanan tangkap, sumberdaya produksi yang semakin berkurang akibat dari alih fungsi lahan dari sektor lain, terbatasnya anggaran dan belum optimalnya penguasaan teknologi perikanan tangkap.
Pelaku usaha perikanan tangkap (Data Dinas Perikanan, red) di wilayah Kabupaten Tabalong adalah sebanyak 2.003 KK dengan jumlah kelompok usaha bersama (KUBE) perikanan tangkap yaitu sebanyak12 kelompok dengan jumlah anggotanya sebanyak 375 RTP (Rumah Tangga Perikanan).
Berdasarkan kondisi wilayah selatan Kabupaten Tabalong yang topografinya berupa dataran rendah maka pemanfatan lahan rawa dengan pembuatan beje adalah salah satu alternatif dalam rangka meningkatkan produksi perikanan tangkap melalui pemberdayaan kelompok usaha bersama (KUBE) perikanan tangkap.
Kasi Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Tabalong, Dedy Rahnoni, (Kamis, 29/11/2018) mengatakan bahwa potensi perikanan tangkap di Kabupaten Tabalong masih berpeluang untuk dikembangkan guna meningkatkan produksi perikanan tangkap melalui pembuatan beje atau sumuran ikan atau bisa pula disebut dengan galumbang. Pada prinsipnya beje adalah kolam yang dibuat di daerah rawa banjiran berfungsi untuk untuk mengumpulkan dan area penangkapan ikan saat musim kemarau.
Menurutnya dengan menggunakan beje, kelestarian lingkungam tetap terjaga tanpa harus menggunakan peralatan yang dilarang pemerintah.
“Kami sudah menyiapkan kegiatan pengembangan perikanan tangkap melalui pembuatan beje berbasis kelompok dalam rangka meningkatan pendapatan nelayan di Kabupaten Tabalong khususnya di wilayah selatan yang meliputi Kecamatan Muara Harus, Kelua, Pugaan dan Banua Lawas,” katanya.
Kegiatan pembuatan beje ini merupakan salah satu kegiatan implementasi dari proyek perubahan pada Diklat Pim.IV angkatan XXXIII tahun 2018 kabupaten Tabalong
Sementara itu menurut Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tabalong H. Mohamad Mugeni, yang ditemui secara terpisah menyebutkan bahwa pembuatan beje adalah salah satu alternatif dari kegiatan peningkatan produksi perikanan tangkap di samping itu beje juga berfungsi sebagai tempat atau bank ikan lokal yang dapat terus tumbuh dan berkembang biak di dalam beje tersebut. (metro7)