MUARA TEWEH — Tiga hari pasca tenggelam di kawasan Bakau Sungai Barito pada Selasa (26/5/2012) lalu, H Batu (48) dan anaknya, Heri (26) akhirnya ditemukan dalam keadaan tak bernyawa. Bos dan juragan Kapal LCT RBM itu ditemukan mengapung sudah jadi mayat di perairan Kelurahan Jambu, sekitar 500 meter dari lokasi kejadian, Kamis (1/6/2012) tadi.
H Batu alias H Armansyah ditemukan dinihari pukul 01.00 waktu setempat. Sementara Heri ditemukan tujuh jam kemudian. Jasad warga Muara Lahei Kecamatan Lahei itu ditemukan tim dan warga yang terus melakukan penyusuran.
“Jenazah H Batu ditemukan kala tim pencarian hendak pulang makan. Korban terlihat di depan sebuah pangkalan minyak terapung di Kelurahan Jambu. Saat ditemukan, korban dalam posisi berdiri dalam air. Sehingga hanya bagian atas kepalanya saja yang terlihat,” ujar seorang kerabat korban kepada awak media di kamar jenazah RSUD Muara Teweh.
Sekitar pukul 08.00 atau tujuh jam kemudian, tim pencari dan keluarga kembali menemukan jenazah Heri yang ditemukan tidak jauh dari lokasi penemuan jasad ayahnya. Jasad Heri ditemukan dalam posisi berbeda; tengkurap. Tubuh Heri sudah mengeluarkan aroma tidak sedap dan membengkak. Kondisi serupa tidak terjadi pada jasad H Batu.
Setelah menemukan jasad H Batu, tim pencarian dan keluarganya langsung melaporkannya ke kepolisian setempat. Tidak lama berselang, kepolisian datang dan mengevakuasi jenazahnya ke rumah sakit untuk divisum. Isak tangis pecah di kamar mayat. Setelah itu, jenazah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di desanya, Muara Lahei.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada tim pencari dan seluruh warga yang telah menemukan. Semoga amal dan ibadahnya diterima di sisi Allah,” kata Mastoyo, adik almarhum H Batu yang juga anggota DPRD Batara.
Untuk diketahui, H Batu dan Heri hilang di Sungai Barito bersama terbaliknya Kapal LCT RBM miliknya, ketika prosesi pemindahan alat berat jenis eskavator dari tongkang Tekad Libra V ke kapal LCT. Saat kejadian, Heri bertindak sebagai juragan (motoris) dan berada di ruang kemudi, sementara H Batu dan seorang ABK yang diketahui selamat berada di dekat alat berat itu.
Menurut seorang saksi mata, kejadian itu berlangsung begitu cepat. Insiden bermula saat pemindahan eskavator dari tongkang ke kapal LCT berlangsung. Sebelum pemindahan selesai, tali kapal LCT putus. Secara spontan, eskavator jatuh ke kedalaman Sungai Barito bersamaan dengan terbaliknya kapal LCT. Sejak saat itu, H Batu dan Heri menghilang. Metro7/usy