TANJUNG – Sabtu (15/7/2015) tadi, sekitar seribu peserta napak tilas yang terdiri dari masyarakat, pelajar, PNS, TNI dan Polri dengan penuh semangat turut merasakan perjuangan para pahlawan pejuang-pejuang Bumi Sarabakawa dengan total jarak 110 kilometer dari Kecamatan Banua Lawas menuju Makam Pahlawan di Mabuun berjarak 35 kolimeter dan dari Kecamatan Haruai menuju Taman Makam Pahlawan berjarak 25 kilometer.
Peserta napak tilas mengulang sejarah membawa misi menyampaikan pesan-pesan pejuang Devisi IV Wilayah Tabalong-HSU Tahun 1949 pada masa perjuangan kemerdekaan sebelum mereka para pejuang berangkat ke medan pertempuran mengusir penjajah dari Tabalong.
Informasi didapat, pesan mulia untuk memotivasi para pejuang – pejuang Tabalong tersebut dikirim langsung dari markas besar pasukan Devisi IV ALRI Pertahanan Kalimantan oleh Hasan Basry kepada Komandan Resimen Daerah Utara Tabalong-HSU, Martinus dan para pejuang lainnya yang kala itu berada di Sidoarjo atau sebutan rahasia bagi pedalaman kampung Tantaringin, dan Kediri atau sebutan rahasia bagi kampung Sungai Durian.
Pesannya berbunyi, ‘Lebih Baik Berkalang Tombak Daripada Hidup Dibawah Penjajah’, ‘Apakah Gunanya Senjata Kalau Tidak Dipergunakan Untuk Memusnahkan Musuh’, ‘Lawan, Usir, Serang Terus, Habisi Atau Lebih Baik Mati’, dan ‘Bekerdjalah Terus Untuk menggempur Musuh Kita Jang Durdjana!!!’.
“Saya tidak dapat membayangkan begitu beratnya perjuangan para pejuang kita dulu membawa pesan mulia ini ke para pejuang-pejuang lainnya. Terima kasih pada para pejuang, jasa kalian akan kami kenang selalu,” ucap Ahmad salah satu peserta napak tilas dari Haruai.
Meski cuma empat bait pesan, namun pesan-pesan pejuang Devisi IV wilayah Tabalong-HSU 1949 ini mampu membakar semangat keberanian para pejuang Tabalong, dengan hasil para penjajah pun berhasil diusir pukul mundur saat pertempuran besar pada Sabtu tanggal 1 Januari 1949 di Haruai dan pada Senin 3 Januari 1949 di Kota Tanjung.
Diceritakan Sekda Tabalong, H Abdul Muthalib Sangaji saat membuka kegiatan napak tilas di Banua Lawas dan Haruai, bahwa meski pada 1945 Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekaannya, namun di daerah-derah khususnya Tabalong baru merasakan kemerdekaan yang sesuangguhnya pada 1950 atau lima tahun setelah Indonesia merdeka.
Kala itu, sebut Sangaji, pihak penjajah Belanda masih menguasai daerah Tabalong, dan pada 1949 pertempuran besar – besaran pun terjadi di Tanjung Tabalong, yakni tepatnya dijalan Jenderal Sudirman Tepian Tanjung dan Simpang tiga Jalan Pahlawan. Dimana pertempuran tersebut kekuatannya cukup tak sebanding antara pejuang gerilya Tabalong melawan tentara penjajah Belanda.
“Waktu itu para pejuang kita banyak yang gugur, yakni sekitar 90 orang. Namun, dengan semangat rela mati sahid untuk bangsa, akhirnya bendera merah putih pun bisa berkibar di Tanjung Tabalong,” katanya dihadapan para peserta napak tilas sambil mengingatkan bahwa semua warga Tabalong bisa meneruskan jasa-jasa para pejuang untuk membangun daerah.
Sementara itu, Bupati Tabalong H Anang Syakhfiani saat melepas peserta napak tilas etape terakhir dari Taman Kota menuju Taman Makam Pahlawan Mabuun mengatakan sangat bangga bahwa pelaksanaan napak tilas dimomentum HUT RI ke 70 ini, meski merupakan kali pertama dan terlaksana secara spontanitas di Tabalong namun mendapat perhatian besar dari masyarakat.
Anang yang turut serta ambil bagian napak tilas di etape tarakhir inipun sangat gembira bahwa warga Tabalong membuktikan kecintaannya pada Republik Indonesia hasil jasa-jasa para pahlawan tidak berkurang malahan bertambah besar. Sebagaimana bukti antusiasnya masyarakat ikut berpartisipasi di acara napak tilas tersebut.
“Saya sangat bangga masyarakat kita sangat besar kecintaannya pada Republik ini. Sebagaimana saya lihat para peserta cukup banyak dari masyarakat dan kalangan pelajar. Apalagi banyak masyarakat kita yang berpartisipasi menyediakan makanan kecil dan minuman bagi peserta napak tilas,” katanya.
Napak tilas baginya merupakan simbolisasi perjuangan dari para pejuang untuk kemerdekaan. Meski medannya berbeda, namun napak tilas ini bertujun turut merasakan perjuangan untuk merebut kemerdekaan.
“Saya berharap kegiatan napak tlas ini terus berlanjut setiap tahunnya,” imbuh Anang. (fahmi)