TASIKMALAYA, metro7.co.id – Pengusaha angkutan umum atau angkutan kota (angkot) di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, mulai mengeluhkan pendapatan di era pandemi. Penurunan drastis mencapai 50 persen.

Agus, salah satu pemilik angkot di Kota Tasikmalaya, mengatakan, pendapatan mereka sudah tidak sebanding dengan pengeluaran untuk biaya perawatan dan operasional.

“Per hari setoran yang saya terima Rp 100 ribu per angkot. Kini, setoran tidak tentu, kisaran Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu per hari,” katanya, Jumat (5/3/2021).

Di samping itu, lanjut Agus, banyak angkot yang tidak beroperasi karena memang tidak ada muatan. Akibatnya, sopir yang biasa memegang kendaraan banting setir cari pekerjaan lain.

Agus mengungkapkan, angkot saat ini juga banyak saingan. Layanan jasa transfortasi berbasis daring memengaruhi pendapatan angkot.

“Bahkan ada angkotnya yang dijual karena tidak ada yang mengoperasikan,” imbuhnya.

Menurut Agus, satu-satunya harapan angkot bisa berjaya lagi adalah kembalinya anak-anak ke sekolah ketika balajar tatap muka di sekolah dimulai.

“Kami berharap era pandemi covid-19 ini segera berlalu agar geliat angkutan kota normal kembali,” ucapnya.[]