BANGKA BELITUNG, Metro7.co.id – Indonesia digadang-gadang akan menjadi salah satu negara dengan kekuatan ekonomi terbesar dunia pada beberapa dekade mendatang.

Bahkan disinyalir, Indonesia akan menempati urutan lima besar dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat.

Sinyalemen itu diprediksi oleh sebuah jaringan jasa profesional berskala multi-nasional PricewaterhouseCoopers (PWC).

Dalam laporannya bertajuk ‘The long view how will the global economic order change by 2050’ PWC memproyeksikan produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang diukur berdasar paritas daya beli akan mencapai US$ 5,42 triliun pada 2030 mendatang.

Bahkan, PWC mengklaim PDB Indonesia akan semakin naik signifikan pada 2050 dengan nilai proyeksi sebesar US$ 10,52 triliun.

Adapun prediksi tersebut didasari beberapa variabel, yakni pertumbuhan ekonomi yang dianggap stabil, dan jumlah populasi atau penduduk usia produktif yang besar.

Menelisik komposisi usia penduduk, Indonesia sendiri pada tahun 2030 nanti akan menikmati bonus demografi dengan kisaran 70 persen merupakan kelompok usia produktif.

Kelompok usia produktif yang diperkirakan sebanyak 180 juta jiwa ini lah yang digadang akan menjadi motor penggerak kebangkitan perekonomian nasional di masa depan.

Namun alih-alih menjadi berkah bagi negara, bonus demografi juga bagai pisau bermata dua.

Perihalnya jumlah balita di Indonesia saat ini yang masih mengalami ketidakcukupan gizi atau stunting terbilang tinggi.

Stunting sendiri ialah kondisi balita dengan tinggi badan di bawah rata-rata, dikarenakan asupan gizi yang diberikan dalam waktu yang panjang tidak sesuai kebutuhan.

Bila tidak diatasi sejak dini, stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang, seorang balita akan mengalami keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, serta risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.

Alhasil proyeksi Indonesia di masa mendatang dalam membangun ekosistem perekonomian nasional menjadi kekuatan ekonomi lima besar dunia berpotensi suram.

Merespon hal tersebut, Ormas Barisan Elemen Masyarakat Peduli Ekonomi Rakyat (BEMPER) menggiatkan program edukasi gizi seimbang terkait upaya pencegahan stunting di Desa Bukit Layang, Kecamatan Bakam, Kabupaten Bangka, Sabtu (29/01) pagi.

Program yang pertama kali diadakan kalangan LSM ini disambut antusias oleh Bupati Bangka, Mulkan, yang hadir dengan segenap perangkat OPD terkait.

Dalam sambutannya Mulkan mengapresiasi kegiatan yang diinisiasikan oleh BEMPER ini.

Sebab Kabupaten Bangka sendiri ia katakan sangat fokus dan konsisten dalam upayanya mencegah stunting terhadap anak-anak usia balita.

Apalagi kegiatan ini juga diselenggarakan tepat dengan peringatan hari gizi nasional yang jatuh pada tanggal 25 Januari 2022 kemarin.

“Berdasarkan data yang diterima, mulai dari tahun 2017 sampai 2021 lalu terjadi penurunan kasus stunting di Kabupaten Bangka berkat sinergi dari seluruh pihak dan elemen. Kami berharap kegiatan ini dapat terus dilakukan BEMPER di desa lain yang ada di Kabupaten Bangka, dalam rangka mendukung program Kabupaten Bangka zero stunting pada tahun 2023 nanti,” ujar Mulkan optimistis.

Sementara itu Ketua Umum BEMPER, Syamsu Rizal menyampaikan dalam rangka penyiapan generasi produktif tahun 2045 nanti, pihaknya merasa terpanggil untuk menyelenggarakan kegiatan edukasi gizi ini.

Hal itu supaya generasi-generasi muda bangsa yang hari ini masih berusia balita bisa tumbuh menjadi sumber daya manusia yang mampu menjawab tantangan zaman ke depan, serta menjadi garda terdepan pembangun ekonomi Indonesia, sehingga dapat bersaing secara kompetitif dengan negara-negara maju.

“Wajah Indonesia di masa depan adalah wajah Indonesia hari ini. Wajah kita dan anak-anak kita saat ini. Karena itu kegiatan ini merupakan panggilan moril BEMPER untuk menjadikan anak-anak kita sebagai generasi penerus yang mampu dan unggul di masa depan. Menjadi generasi emas yang akan bangsa kita nikmati dan banggakan kelak,” tegas Rizal memberi sambutan di hadapan tamu undangan.

Ditambahkan, kegiatan edukasi gizi ini juga bertujuan memberikan pengetahuan bagi ibu menyusui yang berdomisli di Desa Bukit layang khususnya, agar memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menyajikan makanan bergizi terhadap anak serta dalam mengasuhnya dengan baik demi mencegah terjadinya stunting.

Apalagi persentase stunting di Indonesia pada tahun 2021 lalu, dijelaskan Rizal, mencapai 24,4 persen.

Angka ini paparnya mengalami penurunan, yang pada 2018 sebesar 30,8 persen, dan tahun 2019 ialah 27,7 persen.

Karena itu Rizal menekankan bahwa persoalan stunting harus menjadi perhatian bersama demi tercapainya Indonesia emas 2045.

“Dengan gizi yang tepat diharapkan tumbuh kembang anak dapat optimal dan mempunyai kecerdasan yang baik. Karena anak-anak kita ini adalah generasi yang akan membangun Indonesia di masa depan dan juga memimpin Indonesia menjadi negara maju, sejahtera, serta unggul di tahun 2045 kelak,” ucapnya disambut tepuk tangan meriah dari tamu undangan.

Ia melanjutkan kalau kegiatan edukasi gizi ini tidak hanya berlangsung satu kali ini saja, tapi akan diadakan pula secara berkelanjutan di desa-desa lain yang ada di Kabupaten Bangka.

Tak lupa Rizal ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah menyukseskan kegiatan hari ini, antara lain PT Timah Tbk, PT DAK, PT THEP, PT Cakra, serta Pemerintah Kabupaten Bangka maupun pihak Desa Bukit Layang, termasuk kepada para tamu undangan yang hadir, yaitu Kapolres Bangka yang diwakili Kasat Binmas, Camat Bakam, beserta tokoh masyarakat setempat, Ormas dan OKP.

Hadir pula dalam kegiatan seorang ahli gizi dr. Sophika Umaya, M.Gizi, SpGK, yang memberi edukasi gizi kepada 30 orang ibu-ibu bersama bayinya mengenai pemberian makanan pasca ASI, supaya pada usia 1000 hari kelahiran, gizi seorang anak bisa seimbang dan tetap sehat dengan pertumbuhan fisik dan kecerdasan otak secara normal.

Selain edukasi gizi, diberikan juga santunan berupa bingkisan makanan pendamping ASI dan beras kepada 30 orang ibu-ibu tersebut, serta pemeriksaan kesehatan gratis bagi para peserta undangan mulai dari tekanan darah, kolesterol, hingga gula darah.