Oleh : Muhammad Yanuar Iqbal, Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Komunimasi.

Riam Kanan terkenal identik dengan waduk dan pembangkit listriknya. Namun, perlu diketahui bahwa di Kawasan Riam Kanan terdapat satu desa yang menyimpan potensi wisata alam yang cukup menjanjikan, yaitu Desa Paau, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar. Tidak hanya menyajikan keindahan alam yang asri, Desa Paau juga memiliki wisata alam arung jeram yang disebut sebagai wisata Batu Balian sebagai destinasi unggulan desa tersebut.

Dalam perkembangan wisata tentu pemerintah desa tidak bisa tinggal diam, pemerintah setempat harus bersama-sama dengan masyarakat untuk membentuk suatu organisasi yang peduli terhadap pariwisata yang dimiliki.

Maka dibentuklah organisasi kemasyarakatan yang berfokus pada bidang pariwisata dan kepemudaan yang berkesinambungan membantu pemerintahan desa dalam melakukan kegiatan dan publikasi kekayaan pariwisata yang dimiliki desa, Pokdarwis didirikan atas inisiasi masyarakat desa sejak 2017 penysunan memakan waktu hingga satu tahun, namun organisasi ini sempat vakum dan kembali aktif pada 2019 terdiri atas 20 anggota.

Tugas dan tujuan dari pembentukan organisasi ini, semata karena kesadaran masyarakat sendiri dengan indahnya kekayaan alam yang dimiliki desa Paau, tak hanya untuk mengenalkan pariwisata yang dimiliki organisasi ini juga diharapkan bisa memelihara dan melestarikan objek wisata yakni meliputi dari akses kedatangan wisatawan, jalan menuju objek wisata, hingga kenyamanan dan keamanan objek wisata yang ada.

Selain memiliki destinasi unggulan kini Pokdarwis Desa Paau. Mulai mengembangkan destinasi wisata kebudayaan yang mereka miliki, yakni Upacara Seserahan hutan adat yang selalu dilaksanakan setahun sekali secara swadaya oleh warga Desa Paau.

Tak hanya warga Desa paau saja sebagai penyelenggara namun desa lainnya yg berdekatan juga ikut serta dalam kegiatan adat ini, Upacara ini biasanya dilaksanakan pada saat pasca Panen warga di malam purnama, dipimpin oleh Tutus atau Zuriat yang diberi amanat untuk Melaksanakan Upacara sesarahan ini dibantu oleh warga secara bergotong royong.

Dengan berbagi peran para kaum laki-laki biasanya membuat tempat anjungan untuk sesarahan dan para ibu-ibu membikin Kue dari ketan dengan berbagai macam bentuk mneyerupai binatang hewan dan lain sebagainya yang di anggap sebagai simbol/lambang kesejahteraan dalam kehidupan warga setempat. Upacara sesarahan dipersiapkan saat senja hari dan puncaknya ketika malam hari di tempat rumah balai Batubalian. Dalam kegiatan upacara Sesarahan Hutan ini ada beberapa larangan atau Pantangan yang tidak boleh di langgar.

Kesadaran masyarakat desa akan kekayaan alam yang mereka miliki, membuat masyarakat desa ini juga memiliki beberapa organisasi lainnya seperti Bumdes dan Karang Taruna. Tentu semua organisasi yang dimiliki oleh Desa Paau ini tentunya memiliki peran masing-masing untuk membantu pemerintah desa memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat setempat dan wisatawan yang datang berkunjung.

Adanya organisasi tersebut diharapkan dapat saling berkesinambungan untuk mengenalkan kekyaan alam dalam bentuk pariwisata desa bisa lebih cepat diterima oleh masyarakat luar Kabupaten Banjar, dan hal ini diharapkan bisa menjadi sebuah contoh bagi desa lain untuk mengenalkan kekayaan alam desa yang mereka miliki secara lebih terstruktur dengan baik.