Barabai — Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) merupakan salah satu sentra  produksi padi di Kalimantan Selatan. Bahkan julukan sebagai lumbung padi melekat pada Bumi Murakata.
Untuk mempertahankan daerahnya sebagai penyangga produksi padi Bupati Harun Nurasid terus berupaya meningatkan pembangunan pemberdayaan pertanian dan ekonomi kerakyatan. Hal ini terlihat dari berbagai program yang telah ditempuh. Diantaranya peningkatan ketahanan pangan, peningkatan kesejahteraan petani, peningkatan produksi pertanian dan perkebunan, peningkatan penerapan teknologi pertanian dan perkebunan serta pemberdayaan penyuluh lapangan.
Melalui programnya, Harun juga menempuh berbagai upaya untuk meningkatkan  produktivitas padi yaitu dengan cara perluasan areal tanam dan peningkatan pemakaian benih berlabel.
Saat membacakan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPj) tahun 2012 beberapa waktu lalu, Harun mengatakan bahwa pertanian sebagai salah satu sektor yang memberikan andil paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan pendapatan domistik regional bruto (PDRB).
“Produksi pangan kita khususnya padi pada tahun 2012 mencapai 202.371 ton. Produksi ini sudah melampaui kebutuhan masyarakat kita, sehingga sebagian dari produksi itu kita jual ke luar daerah.” Katanya.
Selaian peningkatan produksi, juga tidak lupa mengupayakan terjadinya peningkatan pendapatan petani. Kebijakan yang ditempuh adalah  melalui peningkatan produktivitas dan pengendalian harga. “Produktivitas padi pada tahun 2012 sudah mencapai 4,647 ton per hektare, untuk meningkatkan produktivitas tersebut dilakukan upaya melalui  penyebaran penggunaan benih atau bibit unggul bermutu dan pembinaan cara budidaya yang baik,” jelasnya.
Pada tahun 2012 Kabupaten HST telah mampu memproduksi benih padi unggul berlabel sebanyak 1.232,33 ton. Untuk lebih meningkatkan produktivitas, pada tahun 2012 juga disalurkan bantuan benih padi sebanyak 389,375 ton. Sementara untuk penyaluran pupuk kepada petani dilakukan terhadap 100 kelompok tani untuk 2.500 ha sawah.
“Sebagai bagian dari upaya peningkatan pendapatan petani adalah melalui upaya pengendalian harga khususnya gabah sebagai komoditi strategis. Upaya pemerintah adalah memfasilitasi agar harga gabah pada tingkat petani tidak lebih rendah dari harga dasar yang ditetapkan pemerintah,” ungkapnya.
Dari data yang ada, harga rata-rata gabah di tingkat petani pada tahun 2012 adalah sebesar antara Rp 3.400 sampai dengan Rp 4.100 per kilogram. Kisaran harga jauh lebih tinggi dari pembelian pemerintah, yakni Rp 3.200 per kilogram.  AdvHumHST