KOTABARU, metro7.co.id – Meski terjadi pemangkasan karena Covid-19, anggota DPRD Kotabaru, Robbiansyah tetap memprioritaskan pokrannya untuk pengadaan mobil ambulan tahun 2021.

“Tahun 2021 karena adanya pemangkasan anggaran di daerah rencana semula pokran masing-masing dewan dikisaran Rp1,5 M, saat ini diketuk cuman Rp 1M,” kata Robi sapaanya.

Tahun kedua periode dirinya duduk di DPRD, Roby masih memfokuskan masing-masing desa di dapil 3 yang dianggap perlu memperoleh mobil ambulan.

“Di tahun 2020 kemarin masing masing desa, Sakadoyan (Pamukan Selatan), Desa Balaimea(Pamukan Utara), Desa Betung (Pamukan Utara), sudah mendapatkan ambulan,” tuturnya.

“Nah giliran Desa Bakau (Pamukan Utara), Desa Wonorejo (Pamukan Utara), Desa Gunung Batu Besar (Sampanahan) di tahun 2021 akan memperoleh ambulan,” ujarnya.

Roby menambahkan untuk sisa anggaran sekitar Rp 250 juta akan ia sisihkan untuk hibah rehap total bangunan Masjid Desa Sakadoyan tempat kelahiran dirinya.

Serta bantuan alat musik atau sound sistem di Sangkoh Estate Desa Manunggul Lama yang akan dipergunakan masyarakat di sana sebagai sound sistem saat pengajian, latihan kesenian kuda lumping dan kesenian kubro siswo atau hajatan lainya bagi karyawan kebun sawit.

Anggota DPRD ini juga menjelaskan mengapa mobil ambulan di Tahun 2021 ini.

“Tentu saja karena akses rumah sakit sangat jauh ke RSUD, dan sarana transportasi membawa orang sakit sangat sangat sulit maka langkah kongrit saat ini adalah desa harus memiliki ambulan tersendiri,” jawabnya.

Ini lanjutnya agar permasalahan warga yang sakit dan harus ditangani baik ke puskesmas setempat atau ke rumah sakit tidak perlu menunggu yang pada akhirya seringnya masyarakat keburu meninggal dunia.

“Ibu melahirkan tanpa bantuan medis dan kasus kasus lainnya akibat tidak ada sarana untuk ke pusat layanan kesehatan, sehingga dengan adanya ambulan maka warga warga kami di dapil 3 mudah -mudahahan cepat teratasi untuk kendala kendala dimaksud. Karena PAGU anggaran sangat terbatas di masing-masing pokok pikiran dewan, maka desa desa yang belum dapat bisa bersabar menunggu giliran, karena kita pastikan akan mengedepankan namanya skala proritas dalam program yang saya coba susun setiap tahunnya,” cetusnya.****