JAMBI, metro7.co.id – Ratusan masyarakat yang tergabung di dalam aliansi rakyat jambi tentram dan damai menggelar aksi damai di Simpang BI Kota Jambi, pada Senin (14/12)

Ratusan demonstran yang di dominasi emak-emak ini menolak kehadiran Habib Rizieq Shihab (HRS) di Jambi. Masa demonstran meminta HRS agar fokus menyelesaikan persoalan hukum dugaan pelanggaran protokol covid-19.

“Kami menolak pernyataan yang menghasut, provokatif dan menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat,” ujar Korlap aksi Mahmud.

Dilanjutkannya, kepulangan HRS ke Indonesia sejak bulan November 2020 menjadi pemberitaan luas di media massa baik cetak, online, elektronik sehingga menjadi perhatian masyarakat.

‘Banyak pemberitaan menyoroti kepulangan HRS karena menciptakan kerumunan massa yang meningkatkan resiko penularan covid 19. Ini bertolak belakang dengan upaya pemerintah untuk senantiasa proaktif mengajak masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan covid 19 untuk memutus mata rantai pandemi covid 19,” ujarnya.

Mahmud berujar, penanganan pandemi covid 19 harus diatasi dengan kerja sama diantara elemen masyarakat. Setiap warga harus saling peduli untuk melindungi diri dan orang lain dalam ancaman penularan covid 19.

“Penanganan pandemi covid 19 menjadi penting karena dampak covid 19 mempengaruhi beragam sektor kehidupan masyarakat baik dari aspek politik, ekonomi dan sosial budaya,” jelasnya.

Sementara itu, salah orator aksi Ismail mengatakan bahwa pihaknya mendukung upaya aparat penegak hukum untuk mengusut kasus pelanggaran protokol kesehatan Covid 19 terhadap siapapun.

“Kami minta HRS tidak datang ke Jambi dulu agar bisa fokus menyelesaikan permasalahan hukum dugaan pelanggaran protokol Kesehatan,” katanya.

Ismail melanjutkan, pihaknya meminta setiap warga negara termasuk HRS menghormati proses hukum di Indonesia karena setiap warga negara wajib mematuhi segala ketentuan peraturan yang berlaku.

“Kita juga mengajak masyarakat Jambi agar tidak terpengaruh pernyataan HRS yang seringkali menimbulkan kegaduhan di media massa dan dapat menciptakan konflik,” ungkapnya.

Ismail menambahkan, pernyataan tokoh publik diharapkan guna membangun optimisme, kerukunan serta mendamaikan masyarakat.

“Ayo masyarakat Jambi, mari kita jaga suasana agar tetap kondusif, tentram, makmur, sejahtera dan damai,” tandasnya. ***