MALAKA, metro7.co.id – Pastor Yudel Neno, salah satu Pastor di Paroki Santa Maria Fatima Betun, Keuskupan Atambua, Kabupaten Malaka, angkat bicara soal situasi politik Kabupaten Malaka yang terjadi akhir-akhir ini.

Pastor yang aktif menulis ini berpendapat kalau situasi politik yang terjadi di Kabupaten Malaka saat ini, mencerminkan minimnya nilai persaudaraan dan rasa cinta kasih dalam memperjuangkan politik.

Hal itu diungkapkannya pasca terjadi aksi kekerasan beberapa waktu lalu berupa aksi melempar mobil melempar masyarakat hingga menimbulkan benjolan, dan aksi kekerasan fisik yang dilakukan terhadap beberapa orang lainnya.

“Politik hanya sesaat, sementara persaudaraan dan kekeluargaan sudah sejak dari sononya,” kata Pastor Yudel Neno. Menurutnya, apa yang dipertontonkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, kemudian berujung pada aksi demo, aksi damai yang melibatkan beberapa organisasi dan mahasiswa merupakan kondisi serius yang harus dipikirkan dan diatasi bersama.

Dirinya meminta supaya etislah dalam memperjuangkan politik. Seturut etika politik Kristiani, Cinta kasih adalah yang paling utama dalam politik. “Jika politik tidak ada cinta kasih, politik dan para pelaku politik akan menghadapi resiko berat yakni budaya di mana tanpa kebenaran dan keadilan,” imbuhnya.

Politik, kata dia, hakikatnya untuk memperjuangkan kepentingan bersama. Tujuan tertinggi dari kepentingan bersama adalah kebahagiaan dan kesejahteraan publik. Adalah keliru, kalau memperjuangkan kebahagiaan tetapi dengan cara yang tidak membahagiakan.

“Kebahagiaan itu juga harus nampak dalam cara masyarakat Kabupaten Malaka mempersiapkannya, terutama menjelang pilkada. Kalau masyarakat benar-benar bahagia mempersiapkan Pilkada, maka tidak mungkin muncul tindakan tidak terpuji, yang tidak membahagiakan,” tuturnya.

Kebahagiaan yang dimaksud di sini, tambahnya, bukan sekedar kebahagiaan psikologis, melainkan pertama. “Kita perlu berbahagia, karena kita berbeda. Perbedaan pilihan, harus membuat kita makin bahagia, bahwa ternyata kita hidup di tengah banyak orang, dan karena itu, biarkanlah sesama menentukan prioritasnya,” pungkasnya.