Penulis : H Subhan Sukarno, ST

Mundurnya Ketua Bakorwil KPK Tipikor Kalsel menjadi trending topik berita minggu ini, tentunya banyak pertanyaan yang menjadi topik pembicaraan di masyarakat, mengingat sosok H Risdianto Haleng HB adalah tokoh Pemuda di Kalimantan Selatan yang cukup dikenal luas masyarakat dan sekaligus pegiat organisasi dan banyak mengetuai organisasi masyarakat (ormas) di banua.

Tentunya ini menjadi pertanyaan bagi kita semua yang mengenal betul karakter kepemimpinan beliau yang santun cerdas dan berwibawa, ada apa..?.

Saya mencoba menyimpulkan semua opini yang berkembang baik di internal KPK Tipikor maupun di lingkup eksternal organisasi masyarakat tersebut.

Saya coba menggali dari sisi internal organisasi ini, kita ketahui bahwa khususnya di Kalimantan Selatan DPP KPK Tipikor telah membentuk dan menerbitkan tiga kepengurusan yang mempunyai susunan struktur masing – masing yang berbeda yaitu :

1 . DPW KPK Tipikor Kalsel yang di Ketuai Eka Adiputra.
2. Bakorwil 1 KPK Tipikor Kalsel di Ketuai H Risdianto haleng HB.
3. Perwakilan DPP KPK Tipikor Kalsel yang di Ketuai Irwansyah.

Kalau kita memperhatikan keberadaan ketiga struktur organisasi tersebut, tentunya mempunyai tugas dan fungsi masing masing. Tapi dalam perakteknya ketiga struktur ini mempunyai tugas dan fungsi yang sama tidak ada batasan, menyebabkan tumpang tindihnya kewenangan dalam menangani suatu pengaduan , ditambah lagi masing masing struktur mempunyai visi yang berbeda dalam bertindak .

Ini menjadi suatu pemasalahan yang serius dalam menjalankan program kerja organisasi tersebut, kecendrungan saling menyalahkan dan saling mencurigai menjadi momok yang dapat mencederai organisasi ini dan menimbulkan kesan ada tiga matahari di tubuh KPK Tipikor yang ada di Kalimantan Selatan .

Bapak H Risdianto Haleng sebagai pegiat organisasi masyarakat maupun kepemudaan yang banyak mengetuai beberapa ormas di Kalimantan Selatan tentunya bisa melihat tidak efektifnya menjalankan organisasi ini kedepan.

Inilah yang menjadi permasalahan yang serius bagi H Risdianto Haleng sehingga beliau mengambil sikap tegas yang semata mata tujuannya agar kedepannya pergerakan organisasi ini lebih efektif dan efisien.

Disini kita dapat melihat jiwa organisatoris seorang Risdianto Haleng, beliau yang mempunyai visi dan misi yang jelas dalam memimpin suatu organisasi, beliau tidak berambisi untuk menjadi ketua , bagi H Anto Haleng yang biasa disapa demikian tujuan berorganisasi adalah belajar dan berbagi pengetahuan yang benar bagi masyarakat, selama ada yang merasa bisa dan mampu untuk memimpin kenapa kita tidak memberikan kesempatan.

Keberadaan ketiga struktur bentukan DPP KPK tipikor , dirasakan tidak efektif bila di jalankan secara bersamaan di dalam suatu wilayah yang sama, efektifnya ketiga struktur tersebut bila di jalankan satu kepemimpinan dengan metode fungsi strategis kepemimpinan efektif , contohnya :

1. Apabila DPP melihat keberadaan DPW di suatu wilayah tidak berjalan efektif maka perlu di koordinir oleh Bakorwil, setelah dianggap mampu maka semua mandat diserahkan kembali kepada DPW, bakorwil hanya berfungsi sebagai monitoring , kalau DPW dianggap tidak siap dan tidak bisa menjalankan organisasi maka DPW di non aktifkan semua tugas DPW boleh diambil alih Bakorwil agar tidak terjadi dua kepemimpinan.
2. Apabila DPP melihat fungsi bakorwil tidak efektif maka DPP menunjuk Perwakilan DPP untuk menjalankan tugas Bakorwil.Apabila bakorwi sudah dianggap sudah mampu maka fungsi Perwakilan DPP di kembalikan ke DPP, begitu juga sebaliknya bila bakorwil dianggap tidak mampu dan tidak bisa menjalankan fungsinya maka Bakorwi harus menyerahkan mandat nya ke DPP. Sementara fungsi ketua di jalankan oleh Perwakilan DPP sampai di bentuk Pengurus DPW yang baru.

Hal inilah yang menjadi alasan yang sangat brilian dari seorang Risdianto Haleng untuk mengundurkan diri, agar kedepannya organisasi ini bisa berjalan efektif tanpa terkesan dua atau tiga matahari.

Sikapnya ini mencerminkan sikap kecerdasan dan kematangan dalam berorganisasi dan mampu memberikan pelajaran bagi kita semua bagaimana menjadi pemimpin yang baik yang tidak mengedepankan ego atau popularitas tapi memperlihatkan suatu sikap kesatria seorang organisatoris handal yang patut di contoh dan di jadikan panutan bagi semua pegiat organisasi dimana saja.

Mohon maaf bila ada kata dan kalimat yang keliru, karena opini ini hanya sebagai ungkapan rasa keperihatinan dengan kejadian ini. ***